Melacak Jejak Islam di Negeri Tirai Bambu- Cina mempunyai 23 juta penduduk dari suku-suku yang sudah sejak ribuan
tahun memeluk Islam. Jejak mereka tersebar di Beijing, wilayah Ningxia,
Xianjiang, serta Yunnan. Selain wisata sejarah, termasuk
sejumlah bangunan masjid yang usia ratusan hingga lebih dari seribu tahun, di
wilayah muslim terdapat wisata alam yang menakjubkan.
ADA hal yang menarik dari tiga film Indonesia yang beredar pada 2014
lalu, yaitu Haji Backpacker, Kukejar
Cintaku Ke Negeri Cina, serta Assalamulaikum Beijing yang sama-sama
bersetting Tiongkok. Ketiga film ini bukan hanya menawarkan cerita cinta,
pencarian jati diri, tetapi juga membuka mata bahwa ternyata ada penduduk dari
Negeri Tirai Bambu ini yang memeluk agama Islam. Dalam Assalamulaikum Beijing
bahkan diperlihatkan di Ibukota Cina bukan saja terdapat masjid, tetapi juga
pasar swalayan khusus untuk warga muslim.
Penduduk Muslim di Cina
Dalam film itu disebutkan bahwa terdapat sekitar 20 juta penduduk
muslim di Cina. Jumlah ini juga sesuai dengan data yang diungkap Pew Research
Centre, jumlah Muslimin di Cina mencapai 23,8 juta jiwa. Tapi, jumlah tersebut
tak seberapa dengan total penduduk Cina. Sekalipun secara demografis jumlah
penganut muslim hanya sekitar sekitar 1,8 persen dari populasi penduduk Cina seperti
yang dikutip dari http://www.pewforum.org pada 2011 Jumlah itu diprediksi menjadi 30
juta pada 2030.
Penduduk muslim di Cina bukanlah seperti penganut muslim di Eropa
Barat yang merupakan imigran dan mualaf. Sebagian besar masyarakat Muslim Cina,
termasuk Hui, Uyghur dan Kazakh,
telah tinggal di Cina selama lebih dari 1.000 tahun. Islam pertama kali masuk
ke Cina dibawa oleh Saad bin Abi Waqqash
pada 616 Masehi. Konsentrasi terbesar umat Islam saat ini berada di provinsi Xinjiang Barat, Ningxia, Qinghai dan Gansu. Sejumlah besar Muslim tinggal di
kota-kota Beijing, Tianjin dan Shanghai. Lebih dari 70 masjid yang terletak di
daerah perkotaan dan pinggiran kota Beijing. Di antaranya, Masjid Niujie adalah yang terbaik.
Masjid Niujie
Masjid Niujie |
Masjid Niujie yang tersisa dari Dinasti
Ming, pertama kali dibangun pada 996 AD, dan sekarang masjid meliputi area
seluas sekitar 6.000 meter persegi atau 1,5 hektar. Luar arsitektur Cina,
memberikan kesan eksotis dan sangat kuno. Tetapi ketika Anda menengok bagian
dalam bangunan tampak lebih Arab Masjid ini menghadap ke Mekah, tanah suci
Islam, di Barat. Tata letak simetris dan kompak. Pintu masuk gerbang digawangi
oleh dinding besar dengan alas marmer putih, yang membentang sekitar 40 meter
(44 meter).
Serangkaian relief duduk di dinding, menggambarkan gambar
kebahagiaan dan keberuntungan. Setelah melewati pintu masuk, pengunjung
dihadapkan oleh Moon Tower, strukturnya heksagonal, bertingkat dua, mencapai
lebih dari 10 meter (33 kaki) tinggi dan ditempatkan di bawah atap emas
berlapis. Menara ini dinamakan demikian karena digunakan oleh imam untuk
mengamati posisi bulan untuk menentukan waktu untuk berpuasa
Aeron Tomini, salah seorang
rombongan kru film Assalamulaikum Beijing yang mengunjungi masjid itu pada
Oktober 2014 mengungkapkan kekagumannya atas masjid yang bisa berumur lebih
dari 1000 tahun. Struktur bangunannya mengesankan sebuah klenteng dengan spirit
Islam. Di dalam masjid juga ada jam matahari. Waktu kami ke sana Hari Jumat dan
salat Jumat ada dua ceramah. Sebelum salat jemaah ramai-ramai membaca Qur’an
Jam Matahari di Masjid Niujie |
Di dalam masjid ada bangku-bangku khusus untuk orangtua ujar alumnus IKJ ini ketika dihubungi
travelgad beberapa waktu lalu . Umumnya wisatawan dapat berjalan-jalan di
daerah sisi dan gang-gang, tapi ruang Salat utama hanya untuk umat Islam.
Bagian dari apa yang membuat menarik bangunan adalah gaya arsitektur dan
campuran warna. Anda dapat melihat tanda-tanda aksara Arab sekaligus naga.
Kawasan sekitar masjid, sebagian besar jalan didominasi oleh bangunan apartemen
bertingkat tinggi, tetapi ada banyak restoran Muslim. Masjid ini terletak di
daerah Niujie Beijing Xicheng District (ox Street).
Aeron Tomini mengaku singgah di sebuah toko roti halal di dekat masjid
dan membeli roti isi ayam sekitar 20 yuan. Di dekat masjid terdapat sebuah
pasar swalayan muslim dengan komposisi produk yang dijual tak bedanya dengan
supermarket biasa. Namun muslim yang membelinya bisa tenang karena ayam, daging
sapi yang ditawarkan disajikan dengan halal dan aturan Islam.
Masjid Dongsi
Masjid paling terkenal kedua di Beijing peninggalan Dinasti Ming yakni
Masjid Dongsi yang dapat dicapai dengan Subway Jalur 5. Masjid yang terletak di
No.13, yang Dongsi South Street, Dongcheng District ini mempunyai perbedaan
pendapat tentang kapan dibangunnya. Ada yang menyebutkan pada 1356 selama
Dinasti Yuan (1271-1368), tetapi pandangan lain menyebutkan dibangun pada tahun
ke-12 (1447) selama ZhengTong pemerintahan Dinasti Ming (1368-1644).
Kalau dilihat sekilas maka bangunan utama masjid menyerupai bangunan
rumah masyarakat Tionghoa pada umumnya. Bahan bangunan yang digunakan terbuat
dari kayu yang digunakan sebagai penyangga ataupun kerangka atap bangunan. Bangunan-bangunan
ini memiliki gaya arsitektur Dinasti Ming. Banyak peninggalan budaya berharga
yang diawetkan didalam masjid. Di perpustakaan yang terletak di ruang sayap
selatan, Anda dapat menemukan berbagai versi Al Qur’an. Yang paling berharga
adalah salinan tulisan tangan dari Dinasti
Yuan. Juga ada buku yang disajikan oleh kaisar Mesir
NINGXIA : MUSLIM SUKU HUI DAN
DANAU DI TENGAH GURUN
Hampir separuh sekitar sepuluh juta jiwa dari penganut Agama Islam di
Cina adalah dari Suku Hui, salah satu suku terbesar di Cina tersebut terkenal
sebagai suku Muslim dan satu dari 56 etnis yang ada di Cina. Ningxia Hui adalah
kawasan terbesar di Cina yang dihuni suku Hui menghuni sebanyak 34 persen dari
sekitar 6,32 juta warga daerah otonom itu. Terdapat sekitar 4.000 masjid dan
ribuan gerai resto halal dalam wilayah ini.
Suku Hui |
Tradisi Buka Puasa bersama Suku Hui |
Ningxia mempunyai luas 66.400 meter persegi dan memiliki musim dingin
yang panjang yaitu 6 bulan. Hawa paling
dingin biasanya di bulan Januari
berkisar minus 10 derajat dan terhangat 24 derajat celcius. Meski dingin, angin terasa kering yang membawa debu-debu dari
gurun pasir. Dengan populasi Muslim yang besar dan posisi penting di Jalan
Sutra kuno, Ningxia Hui adalah titik pertukaran antara Cina dan budaya Arab.
Tempat Wisata di Ningxia Cina
§
Taman
Budaya
Salah satu tujuan tempat wisata Ningxia yang wajib dikunjungi adalah Taman Budaya, Hui desa kelompok
etnis khas itu yang merupakan integrasi dari budaya Islam dan budaya
tradisional Cina dari Han dan Dinasti Tang. Pembangunan taman dimulai pada 2001
dan dibuka untuk umum pada 2005.
Culture Park Hui |
Tujuan pembangunan Culture Park Hui adalah keinginan
masyarakat untuk belajar lebih banyak tentang budaya Hui. Seluruh taman
dirancang untuk menutupi area seluas 1.000 mu(66,7 hektar), dan saat ini tahap
pertama dari 300 mu telah dibuka. Taman budaya mencakup berbagai bangunan,
seperti museum etnis, restoran dan seni kerajinan belanja Muslim, menampilkan
budaya, sejarah, lagu dan tarian serta tradisi dan adat istiadat dari kelompok
etnis Hui. Daya tarik utama dari taman adalah bangunan bergaya Islam putih,
yang dikelilingi oleh lorong panjang dan bulat.
§
Museum
Hui
Museum Hui di sana mempunyai luas total
7.000 meter persegi. Museum ini tampak seperti karakter Cina Hui yang terdiri
dari lima ruang dan memiliki 1.000 peninggalan dan buku-buku tentang
orang-orang Hui dan Islamisme. Museum ini dibuka jam 8 pagi hingga 8 malam di
musim panas dan jam 8 pagi hingga 18.30 di musim dingin.
§
Danau
Shahu
Danau Shahu |
Ningxia mempunyai panorama alam setelah
Anda mengunjungi peninggalan sejarah muslim. Di antaranya kawasan yang disebut
sebagai museum lahan basah Danau Shahu
di tengah gurun pasir Shapotau. Danau ini gencar dipromosikan sebagai tempat
wisata oleh pemerintah Cina dengan target 20.000 kunjungan wisatawan per hari.
Yang menarik untuk mencapai danau ini ada beberapa petualangan bagi para
wisatawan, yaitu menyusuri padang pasir luas di atas unta atau menyusuri Sungai
Kuning menggunakan rakit papan dengan pelampung di bawahnya berupa rangkaian 15
kantong udara Wisatawan menginap dalam kawasan Shahu Resort yang memiliki
jumlah kamar ratusan unit tersebut.
Luas wilayah wisata ini puluhan kilometer termasuk 17 mil persegi)
dari danau dan lebih dari 22 kilometer persegi dari padang pasir Di wilayah
danau terdapat berbagai jenis fauna dan flora khas kawasan ini, sekitar 198
spesies dan paling tidak lebih drai satu juta burung- termasuk crane putih,
crane hitam, crane merah, angsa, itik liar dan bebek mandarin. Anda juga bisa
menemukan museum perjalanan hidup suku Hui. Lainnya: Anda kalau punya nyali
atraksi naik balon udara atau balap burung unta.
§
Masjid
Agung Tongxin
Masjid Agung Tongxin |
Ningxia Hui mempunyai masjid tua, yaitu Masjid Agung Tongxin di Tongxin County Kota Wuzhong Kota. Masjid
ini merupakan masjid tertua dan terbesar di Ningxia. Masjid ini dibangun dalam
gaya Han dan didekorasi dengan gaya Islam, yang menampilkan kombinasi dari
Budaya Suku Han dan Suku Hui. Masjid yang bisa menampung sekitar seribu Jemaah
ini awalnya dibangun selama Dinasti Ming. Masjid menjalani dua renovasi besar
tahun 1791 dan 1907
XIANJIANG: MUSLIM SUKU UYGHUR,
KOTA TUA KASHGAR HINGGA RUMAH SUKU KAZAK
Suku Muslim terbesar kedua adalah Uyghur. Secara fisik, Muslim Uyghur
sangat berbeda dengan Muslim Cina dari etnis Hui. Perbedaan mencolok lainnya
adalah budaya. Muslim Uyghur mewarisi budaya Turki dan Asia Tengah yang kuat.
Hal ini sangat kontras dengan budaya etnis Hui, yang kental dengan pengaruh
Cina. Suku Uyghur bernafaskan Sufi sementara Suku Hui umumnya menganut mazhab Hanafi.
Tarian Suku Uyghur |
Baik Suku Hui dan Han
berbicara Mandarin, Uyghur berbicara dialek Turki dan menulis dalam tulisan
Arab. Populasi suku ini diperkirakan berjumlah 45 persen dari sekitar 19 juta
penduduk Xinjiang atau sekitar 8 juta jiwa Orang Uyghur awalnya merupakan
sebuah suku-bangsa Turki yang aslinya datang dari daerah Gunung Altai, di utara
Mongolia sebelah barat.selama memegang pemerintahan Mongolia mereka akhirnya
berpindah ke Turkistan Timur,
kawasan yang terletak di barat utara RRC. Xianjiang ini mayoritasnya adalah
umat muslim, Uyghur termasuk 43% dari sekitar 21 juta penduduknya. Umat Muslim
lainnya adalah orang Khazakastan atau orang Kazak, Hui dan Kirgystan. Sementara
yang non muslim adalah orang Han.
Obyek wisata di Xianjiang Cina
§
Masjid
Raya Xi’an dan Masjid Idkah
Masjdi Raya Xianjiang |
Tempat wisata muslim di daerah otonomi ini ialah Masjid Raya Xi’an (di
kota memang bernama Xian), salah satu masjid tertua di Cina. Dibangun pada 1399
oleh Dinasti Ming.. Masjid Raya Xi’an masih digunakan untuk sholat wajib. Bagi
wisatawan diperbolehkan masuk hingga pelataran depan masjid. Khusus muslim bisa
menunaikan shalat 5 waktu. Di areal
masjid terdapat sebuah pavilion di tengah halaman yang disebut Feng Hua dan dua
bangunan di kiri kanan yang dibangun pada masa Dinasti Qing. Kesemuanya
dahulunya merupakan tempat belajar para santri.
Masjid Idkah |
Masjid tua lainnya terletak di
Kashgar bernama Masjid Idkah yang berdiri pada 1442. Selain Masjid Idkah,
banyak peninggalan sejarah Islam di sana dengan banyak bangunan model abad ke
10. Arsitektur Islam sangat kental pada rumah-rumah di kota tua itu.
Kashgar (dikenal di Cina sebagai Kashi) sebenarnya adalah sebuah kota oasis
(semacam danau mata air) dengan perkiraan populasi 350.000. Ini adalah kota
paling barat di Cina, yang terletak dekat perbatasan dengan Tajikistan dan
Kirgistan. Kashgar memiliki sejarah yang kaya lebih dari 2.000 tahun dan
menjabat sebagai pos perdagangan dan kota strategis penting di Silk Route
antara Cina, Timur Tengah, dan Eropa. Luas kota ini hanya 15 kilometer persegi.
§
Bazzar
Kashgar
Untuk belanja, wisatawan dapat menikmati pertokoan dan pusat
perbelanjaan di Bazzar Kashgar. Pusat pertokoan yang sudah ada sejak 2.000
tahun lalu, atau ratusan tahun sebelum Masehi, di mana Kashgar memang merupakan
kota yang strategis dan berperan penting dalam jalur sutra. Awalnya secara
tradisional hanya digelar pada hari Minggu, namun kemudian berkembang. Hanya
bagian ternak yang buka Minggu. Pasar ini menempati area seluas 250 mu(41
hektar), yang terdiri dari 21 pasar khusus termasuk lebih dari 4.000 stan
tetap. Itu tercatat sebagai Fair Terbesar di Asia di zaman kuno. Anda dapat menikmati dan membeli berbagai hal
seperti barang umum, kerajinan, peternakan, makanan setempat, sayuran, mantel,
dan barang-barang bekas serta banyak jenis lain hal dari sapi dan kuda untuk
jarum dan benang. Sejak Khunjerab Pass
dan Pelabuhan Tuergate dibuka,
sejumlah besar pedagang asing telah datang dengan banyak barang. Dengan
demikian, seni dan kerajinan dari Pakistan, syal Turki, buah-buahan kering Arab
Saudi semua bisa dibeli dengan harga yang wajar di sini. Anda dapat mengalami
bentuk perdagangan masa dahulu kala dengan cara barter
Pasar Minggu di Kashgar |
Restoran yang menyajikan daging domba juga tersebar di Kashgar.
Biasanya di depan restorannya digantung domba yang sudah dikuliti dan siap
untuk dimasak. Restoran shabu-shabu ala Tiongkok dan restoran Cina di hotel pun
akan menyajikan daging domba. Masyarakat Kashgar yang mayoritas etnis Uyghur
dan beragama Islam memang suka makan daging domba. Ada yang dibakar seperti
sate, namun tusukannya panjang, mie daging domba, sup domba, martabak isinya
daging domba, bahkan dinsum di sini pun isinya daging domba.
§
Masjid
Tower Muadzin.
Kota lain yang punya jejak sejarah muslim kental di Xianjiang adalah
kota Yining. Di sini terdapat Masjid Tower Muadzin. Bangunan ini
mempunyai gaya arsitektur pada periode pertengahan Qing. Masjid ini dirancang
oleh seorang Muslim Cina dari Gansu dan dibangun dalam dua tahap utama, pada
tahun 1760 dan 1781.
§
Gunung
Nanshan
Gunung Nanshan |
Di wilayah Xianjiang
terdapat destinasi wisata alam bernama Gunung
Nanshan tempat favorit akhir pekan yang bagus istirahat dari asap dan debu
bagi warga kota Urumqi (ibukota wilayah ini). Bisa dicapai beberapa jam naik
bus dari Urumqi (jaraknya sekitar 30 Km dari Urumqi). Kegiatan yang digemari
turis di sini menunggang kuda, hiking, piknik dan mengambil foto. Segera
setelah Anda turun dari bus Anda akan melihat selusin Kazaks (suku minoritas
muslim di Xianjiang yang berbahasa Turki) yang menawarkan Anda untuk pergi
menunggang kuda sekitar dua jam. Anda akan diantar ke tempat Yurt (rumah
berbentuk tenda bulat tradisional suku Kazak). Lokasi didominasi padang rumput
dikelilingi bukit berhutan
PROPINSI YUNNAN: LEGENDA ASHIMA
HINGGA SAWAH BERTERAS YUANYANG
Kawasan lain yang mempunyai jejak sejarah Islam yang kental adalah Propinsi
Yunan. Suku Hui yang beragama Islam itu sudah tinggal di Yunnan sejak Dinasti
Tang; dan pada waktu itu, mereka telah membangun masjid. Diikuti oleh sejumlah
besar orang-orang Hui pindah ke Yunnan selama Yuan, Ming dan Qing. Selama Dinasti
Qing awal, Yunnan memiliki hampir 800.000 penduduk Hui, Cina menjadi dua
komunitas etnis Hui terbesar setelah wilayah barat laut Cina. Menurut statistic
pada 2010, provinsi Yunnan memiliki 698.265 penduduk Hui Propinsi Yunnan
terletak di pinggiran Tiongkok bagian barat daya, dan berbatasan dengan
Mianmar, Vietnam dan Laos mempunyai 127 kabupaten yang pada pokoknya di tempati
kaum muslim, dengan penduduknya sebanyak 600 ribu jiwa
Yunnan punya hubungan historis yang cukup signifikan dengan Indonesia
karena ada pendapat nenek moyang Indonesia berasal dari Yunan (skelai pun
lemah) dan Laksmana Cheng Ho yang
pernah singgah di Indonesia juga dari Yunnan.
Yunnan adalah salah satu propinsi yang paling beragam etnis provinsi
di Cina bahkan Asia. Suku Bai dan Dai di antara beberapa kelompok etnis
minoritas (di Cina) memiliki populasi lebih dari satu juta. Yi, Naxi dan Hani
kelompok etnis juga telah melampaui tanda ini. Suku Miao, Lisu, Hui, Lahu, Wa,
Yao, Jingpo dan Tibet minoritas semua memiliki populasi melebihi 100.000,
Keragaman etnis di Yunnan telah menyebabkan tatanan bervariasi dan kompleks
keyakinan agama, yang hidup berdampingan dengan senang hati. Keempat agama yang
berbeda adalah Buddhisme, Taoisme, Islam dan Kristen.
Gadis Yunan |
Dari segi geografis kharakteristik Yunan menarik, karena ada peluang
trekking yang tak berujung di hutan hujan tropis selatan itu, dan di utara,
puncak Tibet tertutup salju menyembunyikan puluhan desa-desa kecil dan
kuil-kuil yang jarang dikunjungi oleh wisatawan. Yunnan juga rumah bagi
sepertiga dari semua etnis minoritas Cina (hampir 50% dari provinsi ini adalah
non-Han).
Provinsi Yunnan memiliki lebih dari 820 masjid. Di antara yang tertua
Masjid di Jalan Jinniu, Kunming dibangun oleh orang-orang Hui di Dinasti Yuan
masjid Jinniu Street direkonstruksi dan diperluas beberapa kali. Masjid ini
memiliki desain arsitektur Cina dan dianggap sebagai salah satu masjid yang
terbaik diawetkan di Yunan. Yang terkenal adalah Masjid Kunming Nancheng,
Masjid Kunming Shuncheng Street, Masjid GeJjiu Shadian Besar, Masjid Tonghai
Najiaying.
Legenda Ashima
Bagi penonton film atau pembaca novel Assalamulaikum Beijing akan
mengetahui legenda Ashima. Legenda ini sebetulnya latar belakang Stone Forest
(Hutan Batu, formasi batu kapur yang luar biasa) yang terletak di distrik Lunan
Yi, sekitar 60 kilometer dari Kunming, batu yang sangat khusus yang disebut
batu Ashima. Legenda mengatakan bahwa batu ini dulunya seorang wanita cantik
bernama Ashima, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai lebih berharga dari
emas
Salah satu sumber legenda itu adalah sebuah puisi epik panjang yang
menceritakan kisah Ashima. Hal ini berusia ratusan tahun, tapi pertama kali
ditulis pada 1813. Legenda ini menceritakan kisah cinta. Seorang gadis yang
cerdas dan cantik Ashima dan seorang pemuda Ahei saling mencintai mendalam.
Pemimpin desa memiliki seorang putra Azhi, yang mengagumi Ashima dan mengklaim
untuk dirinya sendiri. Tapi Ashima tetap kuat dalam cintanya Ahei, dan menolak
Azhi. Azhi mengusulkan kontes menyanyi dengan Ahei tetapi ia kehilangan dan
harus mengatur Ashima gratis. Sementara pasangan ini menikmati kesuksesan
mereka dengan sungai, Azhi menggunakan kekuasaannya untuk membanjiri sungai dan
tenggelam Ashima. Dia kemudian berubah menjadi patung tinggi. Hutan batu itu
kini menjadi obyek wisata favorit di Yunan. mencakup area seluas 400 kilometer
persegi (96.000 hektare).
Bagi para penonton film Haji Backpacker akan mengenal Li Jiang di
utara Yunan. Kota Li Jiang sendiri yang menjadi ibukota distrik adalah sebuah
kota kuno, yang punya kharakteristik tidak terdapat tembok-seperti sejumlah
kota di Cina- serta jalanan yang turun naik dan tidak beraturan. Bangunan
sepertinya dibangun menuruti kontur jalan. Sungai Heilongtan yang mengalir dari
utara ke selatan membelah kota ini, menjadikan kota ini salah satu kota air
unik. Tempat ini berada di ketinggian antara 1,015m – 5,596m dengan suhu yang
berubah-berubah. Penduduk Kota ini menurut sensus 2010 sekitar 1,244 juta jiwa
diperkirakan berdiri pada awal Dinasti Song Selatan (1127- 1279), kota sudah
mulai terbentuk. Luas kota 21,219 kilometer persegi. Dari kota ini biasanya
turis mengunjungi Pegungan Salju yang disebut sebagai Jade Dragon, dengan salju
abadinya
Desa Donglianhua
Destinasi wisata lainnya yang menarik di Yunan adalah Desa Donglianhua yang terletak di tepi
barat Sungai Xihe, Yongjian Kota Weishan County. Lingkungan desa ini adalah
lahan pertanian dan disertai dengan gemericik sungai dan vegetasi subur. Di
pojok utara, mata air ini menyembur keluar sepanjang tahun untuk menambahkan
kemolekan desa. Secara keseluruhan, Donglianhua adalah desa bersih dan rapi dengan
tempat tinggal berdampingan, rumah-rumah dengan lingkungan penuh bunga dan
tanaman bonsai mewujudkan harmoni antara manusia dan alam.
Desa Donglianhua pertama kali didirikan di Hongwu Periode (1368-1398)
ketika Zhu Yuanzhang, kaisar pendiri Dinasti Ming (1368-1644), berada di tahta.
Itu adalah sebuah desa muslim dengan masjid terawat baik, 5 menara, 22 rumah
muslim gaya Ming dan Qing, dan arsitektur kuno lainnya. Dengan sejarah panjang,
kebiasaan minoritas kaya, baik dilestarikan arsitektur tua dan latar belakang
budaya yang mendalam, Donglianhua adalah desa muslim otentik dengan fitur khas
sebuah desa muslim Cina.
Panorama sawah di Yunyang |
Yunan masih menawarkan keajaiban lain yang tak kalah dengan tembok
besar. Lebih dari 1300 tahun para petani di distrik Yuanyang, Yunan sudah
mengelola teknik persawahan bertingkat yang menakjubkan. Tidak
tanggung-tanggung sawah teras ini, berlipat-lipat keluar dari lembah pegunungan
yang mendalam, di beberapa tempat bahkan lebih dari tiga ribu teras berlapis
memperpanjang ke atas dari dasar lembah seperti langkah-langkah cermin menuju
langit. Sekali pun sebetulnya sawah berteras ini juga bisa dijumpai di Bali.