Manila yang menjadi pusat
ibukota, Makati pun merupakan pusat ekonomi, komersial, dan finansial Filipina Jika diteliti, jarak kota Makati
dan Manila sesungguhnya tak jauh. Bisa ditempuh dengan naik kendaraan umum
sekitar 40 menit dalam kondisi normal. Tapi, jika keadaan macet di hari kerja,
biasanya memakan waktu satu sampai 1,5 jam. Karena itu, kedua kota ini memang kerap
saling menunjang dalam berbagai hal. Manila merupakan ibukota Filipina yang
letaknya di tepi timur Teluk Manila dan berada di pulau terbesar dan terutara
Filipina, Luzon. Ketika penulis berkesempatan berlibur di negeri Benigno melihat
beberapa kota seperti Manila dan Makati memang tak berbeda jauh dengan ibukota
negara Indonesia, Jakarta.
Pusat Budaya dan Ekonomi
Meski di beberapa sudut masih terlihat ada tempat-tempat kemiskinan, tak
bisa dipungkiri, Manila merupakan salah satu kota kosmopolitan dunia dan daerah
metropolitannya merupakan pusat ekonomi, budaya, pendidikan, dan industri yang
selalu menjadi andalan negeri ini. Karena itulah di kalangan internasional,
Manila mendapat julukan Mutiara Orient. Manila sebagai kota Metropolitan
memiliki kepadatan penduduk mencapai 10 juta jiwa. Dengan kepadatan penduduk
mencapai 10 juta jiwa, Manila pun menjadi kota terpadat kedua di Filipina
setelah kota yang sebelumnya menjadi ibukota Filipina, Quezon. Karena terbilang
padat, Manila pun memiliki kota munisipal yang terdiri dari 17 kota munisipal
yang membentuk Metro Manila Daerah-daerah di sekitarnya dijadikansatu kesatuan sebagai
Metro Manila agar bisa mempermudah pengaturan daerah pertumbuhan super cepat
ini.
Saat ini, kota dan metropolisnya juga berjaya sebagai pusat budaya dan
ekonomi. Tapi, yang membuat pusing di kota ini saat ini adalah persoalan
kelebihan populasi dan kemacetan disertai polusi tiada henti. Makati merupakan
salah satu kota dan munisipalitas yang terbentuk dalam Metro Manila, merupakan
wilayah metropolitan dari ibukota negara Filipina. Seperti Manila yang menjadi
pusat ibukota, Makati pun merupakan pusat ekonomi, komersial, dan finansial
Filipina. Makati juga merupakan penunjang utama dari ibukota Manila dan kerap
dianggap sebagai ibukota urusan finansial bagi Filipina.
Tak heran karena di Makati banyak berdiri bangunan tinggi markas dari
perusahan raksasa internasional yang juga membentuk kantor mereka di kota ini.
Makati juga sangat terkenal dengan Makati Business Club dan Bursa Saham
Filipina, Ayala Avenue yang letaknya membentang melalui kawasan Central
Business District yang oleh warga asing atau turis sering disebut ‘Wall Street
Filipina’. Makati pun sangat terkenal dengan budaya kosmopolitannya. Itu
sebabnya tempat ini lebih sering dikunjungi para turis yang memang berkunjung
ke Metro Manila untuk mencari hiburan.
Pusat Perbelanjaan Makati
Pusat Perbelanjaan Makati |
Di sepanjang kota Makati yang merupakan kota kelahiran petinju top Manny
Pacquiao ini pun kerap terlihat banyak ekspatriat yang memang tinggal atau pun
bekerja di kota ini. Jika mencari barang-barang kelas dua atau kelas kaki lima,
Anda tak perlu ke Makati karena di sana lebih banyak terdapat pusat
perbelanjaan kelas atas atau barang-barang branded yang harganya melambung.
Biasanya barang-barang ini diperoleh di kawasan Ayala Avenue, Ayala Center dan
Rockwell Center.
Di Makati ini juga banyak ditemukan hotel bintang lima di kawasan business
center. Jika ingin mengenal Filipina secara lebih mendalam, kita juga harus
lebih banyak mengunjungi tempat-tempat wisata mereka. Yang pertama dikunjungi
tentu adalah Istana Malacanang yang dikenal sebagai istana kediaman resmi
Presiden Filipina. Istana Malacanang ini sesungguhnya bukan merupakan kediaman
langsung, tapi hanya sebagai tempat kerja utama Presiden dan tempat resmi untuk
menerima para tamu negara. Istana ini lokasinya ada di tepi sungai Pasig di
kawasan Jose P Laurel Street, distrik San Miguel, Manila. Istana ini sudah
dibangun sejak 1750 dengan menganut gaya kolonial Spanyol.
Sudah sejak masa kepemimpinan Rafael de Echague Berminghan, istana ini
menjadi tempat kediaman resmi kepala pemerintahan di Filipina. Seperti lokasi
istana negara di banyak tempat, Istana Malacanang pun sangat steril dan ketat.
Bahkan, menurut pengamatan penulis, istana ini jauh lebih ketat dan steril
ketimbang istana negara di Indonesia. Orang umum tak boleh sembarangan berjalan
di seputar istana dalam jarak sekitar 500 meter dari sisi-sisi istana.
Museum San Agustin hingga
China Garden
Museum San Agustin |
Di kawasan ini juga seluruh pasukan pengawal presiden dan keluarganya
tinggal dalam sebuah asrama khusus yang dibangun tak jauh dari lokasi istana.
Dari Istana Malacanang, Anda bisa melanjutkan kunjungan ke Museum San Agustin
yang letaknya tak jauh dari Istana. Di museum ini akan ditemukan berbagai macam
petunjuk dan cerita sejarah soal Filipina sejak zaman penjajahan Spanyol.
Uniknya, di museum ini ada sebuah lonceng gereja raksasa yang selalu
berbunyi di setiap pukul 12.00 siang dan malam hari. Warga Filipina meyakini,
jika sering mendatangi museum ini, hidup kita akan selalu riang dan berbunyi
seperti bunyi lonceng yang dianggap sebagai lonceng abadi itu. Selain Museum
San Agustin, Anda juga bisa mendatangi museum sejarah Ayala yang berada di
kawasan business centre di De La Rosa Street di kota Makati, Metro Manila.
The Japanese Garden |
Museum Ayala ini terdiri dari empat lantai. Ide pendiriannya datang dari
seorang pelukis abstrak, Fernando Zobel pada 1950. Mulai diperkenalkan ke
publik pada tahun 1967 dan museum ini memamerkan seni dan sejarah Filipina.
Hiburan lain di Manila adalah dengan mengunjungi tempat wisata Rizal Park atau
yang kerap disebut Loneta Park. Dii Rizal Park ini bisa ditemukan berbagai
macam hiburan dengan nonton sirkus atau melihat pertunjukan air mancur berdansa
menjelang sore hari. Di dalam lokasi ini juga akan ditemukan beberapa tempat
seperti China Garden yang menampilkan berbagai sisi dari negeri China dan juga
Jepang Garden yang menampilkan berbagai sisi dari negeri matahari terbit.
Di dalam China Garden pun kita akan melihat sekitar 500 jenis keramik asal
China yang bentuknya sangat unik dan menarik. Masih banyak lagi tempat wisata
seperti Manila Zoological yang punya lambang dua hati menyatu sebagai simbol
cinta bagi setiap pasangan yang berkunjung. Ada juga kawasan tepian pantai
Manila Bay sebagai tempat pasangan muda memadu kasih. Berkunjung ke
tempat-tempat wisata di Makati dan Manila memang tak terlalu mahal karena nilai
tukar mata uang Filipina Peso yang juga rendah dengan kurs Rp250 per 1 Peso.
Anda bisa memilih kendaraan umum berupa Jeepney yang merupakan kendaraan
umum kebanggaan warga Filipina berdasarkan rute dan tujuan yang telah
ditentukan dengan ongkos setiap rute hanya sekitar 10 Peso atau Rp2.500 Atau
jika berjarak dekat, cukup dengan menumpang helipad atau kendaraan sejenis
becak.
Wajib Ekstra Waspada
Mengunjungi sejumlah kota di Filipina, khususnya di Metro Manila seperti Manila
dan Makati memang tak bisa sembarangan. Kota Jakarta cukup terkenal dengan
berbagai macam kejahatan. Tapi, Manila dan Makati pun tak lebih baik dari
Jakarta. Bahkan untuk orang baru di kota ini sangat rentan menjadi makanan
empuk para supir taksi dan helipad.
Rata-rata wajah orang Indonesia memang mirip dengan warga Filipina, Itu
jelas keberuntungan bagi para turis Indonesia di Filipina. Tapi, itu jika Anda
menguasai bahasa Tagalog. Jika hendak bepergian dengan taksi, sangat sulit
mencari taksi yang menggunakan argo resmi, kecuali jika Anda menginap di hotel
berbintang dan taksi dipesan langsung dari hotel. Jika Anda mencegat taksi di
jalan, sangat tak mungkin mendapat taksi dengan argo. Rata-rata para supir
langsung menembak harga yang mereka inginkan.
Apalagi jika Anda tak bisa berbahasa Tagalog, harga akan langsung
melambung. Tak cuma itu. Jika Anda naik taksi, biasanya supir hanya bertanya
soal tujuan tanpa berdiskusi harga. Argo resmi di mobil memang terlihat, tapi
itu hanya cukup sampai dua atau tiga menit setelah taksi berjalan. Setelah itu,
tiba-tiba argo akan mati sendiri tanpa kita sadari. Baru setelah tiba di
tujuan, supir akan langsung menembak harga yang ia inginkan yang jumlahnya
gila-gilaan mencapai nilai uang rupiah Rp. 500-600 ribu meski dengan jarak
pendek yang kalau kita naik taksi di Jakarta hanya sekitar Rp. 40-50 ribu.
Rata-rata para supir sangat memaksa. Jika kita marah dan menyatakan tak
punya uang senilai itu, mereka biasanya mengancam akan melapor ke polisi atau
meminta kita menjual barang berharga yang kita bawa seperti emas atau ponsel.
Tak jarang pula mereka memaksa untuk melihat langsung isi dompet kita. Itu
sebabnya sangat dibutuhkan ekstra hati-hati, kecerdasan dan keberanian lebih
jika ingin menjelajahi Filipina