Walaupun berada di benua yang mayoritas penduduknya berkulit
hitam, penduduk Afrika Selatan justru lebih banyak yang berkulit putih.
Terjadinya percampuran antar suku bangsa di negara itu yang melatar belakangi
lebih berwarnanya penduduk Afrika Selatan. Akibat percampuran itu pula di negara
tersebut mempunyai 11 bahasa resmi. Tak hanya itu, objek wisata di Afrika Selatan
terdiri dari gunung, laut, padang savana, dan keanekaragaman budaya local yang
menjadikan wisata di Afrika Selatan terasa lengkap.
Cape Town, kota tepi laut di kaki gunung
Cape Town |
Cape Town adalah pintu gerbang bagi siapa saja yang memasuki
negara yang dikenal sebagai penghasil berlian, emas dan platinum ini. Kota yang
sempat bernama Kaapstad ketika Belanda menduduki kota pada tahun 1652
ini adalah ibu kota Afrika Selatan. Kota ini tepat berada di tepi Samudra
Altlantik yang menjadikan Cape Town juga sebagai kota pelabuhan. Selain di tepi
laut, kota ini juga berada di kaki gunung. Bersatunya dua pemandangan alam
inilah yang menjadikan Cape Town dibanjiri turis. Tak lengkap rasanya
berkunjung ke Cape Town tanpa menaiki Table Mountain yang menjadi ikon kota.
Seperti namanya, gunung setinggi 1.160 meter dari permukaan laut ini memiliki
puncak yang flat (rata), sehingga tampak seperti sebuah meja raksasa
jika dilihat dari kejauhan. Ada dua alternatif
untuk menaiki Table Mountain, dengan berjalan kaki (hiking), atau bisa menggunakan kereta gantung. Kereta gantung di Table Mountain bernama Aerial Cableway dan dapat menampung hingga puluhan orang di dalam satu kereta. Tanpa tempat duduk, kereta akan berjalanperlahan
menuju puncak. Dari atas Table Mountain,
pemandangan yang tersaji sangat memanjakan
mata. Samudra Atlantik yang berwarna biru
jernih seakan membentangtak terbatas, sementara hiruk pikuk aktifitas di Kota
Cape Town menjadi pemandangan unik tersendiri. Dari puncak Table Mountain Anda juga bisa melihat beberapa objek wisata lain di Cape Town, seperti Lion’s Head, Robben Island, dan Signal Hill. Walau sedang musim panas, suhu udara di puncak Table Mountain tetap terasa dingin yang berasal dari hawa dingin di kutub selatan. Waktu yang tepat untuk menaiki Table Mountain adalah menjelang sore hari. Sinar jingga matahari yang seakan tenggelam secara perlahan ke dasar laut adalah pemandangan yang tak ingin dilewatkan. Tak hanya Table Mountain yang bisa daki untuk menikmati pemandangan dari ketinggian. Di sebelah barat Cape Town terdapat sebuah objek wisata bernama Chapmans Peak. Sama seperti di Table Mountain, diChapmans Peak akan tampak pemandangan laut yang seakan tak
berujung. Sebelum tiba di Chapmans Peak, pengunjung akan terlebih dahulu tiba
di Hout Bay, berupa teluk dengan air laut yang sangat tenang. Selain bermain
air, kegiatan utama di Hour Bay adalah menyewa sebuah kapal untuk mengelilingi teluk.
Stellenbosch, kota penghasil wine
Afrika Selatan memang dikenal sebagai penghasil berlian, emas dan
platinum. Namun di Cape Town, banyak cafe dan restoran yang menawarkan wine (anggur)
kepada para pengujung. Namun bukan Cape Town yang menjadi penghasil wine di
Afrika Selatan, melainkan kota bernama Stellenbosch yang berada sekitar 50
kilometer dari Cape Town. Karateristik kota ini berbeda jauh dengan Cape Town yang
lebih glamor. Stellenbosch adalah kota tua yang dapat terlihat dari
bangunannya. Selain kota penghasil wine, Stellenbosch juga dikenal
sebagai Kota Pelajar
karena di kota itu terdapat Stellenbosch University. Kehidupan di
Stellenbosch sangat damai. Jalan yang lebar terasa lenggang karenajarang
terdapat angkutan umum. Penduduk kotanya pun lebih memilih menggunakan sepeda
yang lebih ramah lingkungan. Sepanjang jalan di kota ini dihiasi oleh pohon-pohon
besar yang membuat suasana jadi lebih asri. Sementara bangunan yang berjejer rapi di pinggir jalan banyak digunakan oleh penduduk setempat sebagai tempat
usaha,
seperti cafe, toko pernak-pernik, toko ice cream, dan tentunya toko wineBanyak
travel agent yang menawarkan perjalanan ke kota ini, dengan aktifitas
utama melihat langsung proses pembuatan wine hingga mencicipinya.
Perkebunan anggur sendiri banyak yang sudah disatukan dengan hotel, salah satunya
adalah Asara Wine Estate & Hotel. Hotel ini terletak di tengah-tengah perkebunan
dan memiliki sebuah danau.
Di
dalamnya juga terdapat toko wine. Pengunjung bisa membeli wine yang
dikemas dengan bentuk botol yang unik. Harganya bervariasi, tergantung berapa
lama anggurnya dapat bertahan. Jika sudah ada yang mendekati tanggal
kadaluarsa, harganya akan lebih murah. Kebanyakan yang membeli wine yang
sudah mendekati tanggal kadaluarsa bukan untuk diminum, melainkan sebagai pajangan
karena bentuk botolnya yang unik. Jika menuju Stellenbosch dari Kota Cape Town,
pengunjung akan melintas suatudaerah bernama Macassar. Sepintas nama daerah ini
mirip dengan Makassar, kota terbesar di kawasan Indonesia Timur dan sekaligus
ibu kota provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan
cerita yang berkembang, nama daerah ini
diambil dari tempat lahirnya Syekh Yusuf yang memang dari Makassar. Syekh Yusuf
adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang oleh Belanda diasingkan ke Cape
Town pada 1693. Syekh Yusuf yang beragama Islam terus memiliki banyak
pengikut dalam berdakwah, beliau meninggal dunia di Cape Town. Tak heran di Afrika Selatan, banyak yang beragama Islam, dan banyak juga restoran dan cafe yang berlabel halal. Mendiang Nelson Mandela yang pernah menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan bahkan pernah berucap bahwa Syekh Yusuf adalah salah seorang putra Afrika terbaik.
Pantai Penguin
Pantai Penguin |
Siapa bilang binatang penguin hanya ada di daerah dingin seperti
Kutub Utara dan Kutub Selatan. Di Afrika Selatan pun terdapat penguin yang asik
berjemur sinar matahari di tepi laut. Untuk melihatnya, arahkan perhatian ke
Simon’s Town yang berada 120 kilometer dari Cape Town. Atau jika dari
Stellenbosch cukup menempuh jarak sekitar 65 kilometer. Penguin di Afrika
Selatan bisa ditemui di Boulders Beach yang memiliki dua area yang terpisah, satu
dikhususkan untuk manusia, yang satu lagi khusus untuk penguin. Teksurdi
Boulders Beach dipenuhi dengan karang-karang yang besar. Air lautnya bersihdan
tenang. Tak heran banyak turis yang memilih bersantai di pantai ini menikmati hembusan angin yang membuai. Untuk menuju pantai yang banyak terdapat penguin, pengunjung
harus berjalan melalui pantai khusus manusia
dan melewati sebuah jembatan kayu yang memiliki pemandangan
langsung ke laut lepas. Setelah cukup lama berjalan, samar-samar akan terdengar kicau binatang yang mungkin tidak
familiar di telinga. Setelah cukup dekat, tampaklah ratusan penguin yang sedang menikmati
hangatnya sinar matahari di tepi laut. Pengunjung
disarankan tidak mendakati binatang ini karena terkenal
agresif. Karena itu pengunjung tetap ditempatkan di atas jembatan untuk memisahkan antara turis dan penguin.
Melihat paus dari dekat
Atraksi Ikan Paus |
Afrika Selatan juga salah satu tempat di dunia untuk melihat paus
dari dekat. Terletak di daerah bernama Hermanus yang berada di Provinsi Western
Cape, berjarak sekitar 135 kilometer dari Cape Town. Pada periode Agustus hingga
November setiap tahunnya, mamalia laut terbesar ini akan datang dari Antartika
untuk berkembang biak.Uniknya, paus-paus itu akan berada
sangat dekat dengan pantai yang didominasi
oleh karang. Pengunjung tak perlu menaiki
kapal menuju tengah laut untuk melihat satwa
ini, cukup duduk santai di bibir karang dan
puas-paus itu yang akan mendekat dengan
sendirinya. Ketika menuju Hermanus dari Cape
Town, pengunjung terlebih dahulu akan melewati jalan bernama Sir Lowry’s Pass yang memiliki pemandangan indah. Jalanan ini berliku-liku menaiki gunung namun dengan ruas jalan yang lebar. Selama kendaraan mendaki, sisi jalan akan terhampar pemandangan laut. Bahkan ada jalan yang menembus gunung yang pasti akan membuat siapa saja berdecak kagum
Bercengkrama dengan satwa li
Satwa Liar di Afrika Selatan |
Afrika secara keseluruhan identik dengan padang savana. Di Afrika
sendiri banyak lahan yang jadikan area konservatif untuk menjaga kelangsungan hewan
serta tumbuhan. Salah satunya adalah Kruger Park yang berada di utara-timur
Afrika Selatan, membentang di sepanjang perbatasan Mozambik di timur, dan
Zimbabwe di utara. Kruger Park adalah taman nasional terbesar di Benua Afrika
dengan luas wilayah sekitar dua juta hektar. Nama taman nasional ini diambil
dari Paul Kruger, mantan presiden Afrika Selatan yang mencetus pembangunan
taman nasional ini di tahun 1898 dan dibuka untuk umum pada 1927. Kruger Park
memberi segalanya yang berhubungan dengan alam liar di Afrika bagi pengunjung.
Binatang buas tidak akan ditempatkan di balik jeruji melainkan dibebaskan.
Pengunjung yang ingin melihat hewanhewan ini harus menggunakan kendaraan. Bagi
yang pertama kali mengunjungi Kruger Park, disarankan menggunakan jasa guide.
Pengunjung tak perlu menyetir kendaraan sendiri, cukup duduk tenang di mobil jeep
dan seorang ranger akan menjelaskan secara terperinci hewan hewan
yang ditemui. Bagi yang berjiwa pemberani, pengelola di Kruger Park
menawarkan tur pada malam hari untuk melihat
hewan nokturnal, atau hewan-hewan yang tidur
di siang hari dan beraktifitas di malam hari.
Tur ini akan lebih terasa menegangkan karena
hewan-hewan yang akan ditemui di malam hari
terkenal sangat buas, seperti singa, macan
tutul, dan hyena. Kegiatan yang lebih
menantang di Kruger Park adalah memasuki taman
nasional
tanpa
menggunakan kendaraan. Semua aktifitas dilakukan dengan berjalan kaki dan membutuhkan
waktu tiga hari. Perjalanan itu akan ditemani oleh dua orang ranger, dan
nantinya pengunjung akan bermalam di dalam tenda.
Misteri perjalanan umat manusia
Bagi yang menyukai ilmu paleontologi, tempat ini sangat cocok,
karena di dalamnya terdapat berbagai macam penjelasan tentang evolusi manusia
beserta kerangkanya. Tempat ini bernama The Cradle of the Human Kind yang
berada di Provinsi Gauteng, sekitar 50 kilometer arah barat laut Kota
Johannesburg yang menjadi kota terbesar di Afrika Selatan, bahkan seluruh
Afrika. The Cradle of the Human Kind adalah sebuah goa yang telah dirombak
sebagai museum. Goa ini sangat panjang, namun pengunjung hanya diperbolehkan
mengakses goa ini sejauh 200 meter saja. Di dalamnya tidak hanya menjelaskan
misteri perjalanan umat manusia, tetapi menjelaskan juga tentang perubahan cara
hidup dari waktu ke waktu dari manusia tersebut. Perubahan cara hidupitu meliputi
berbagai aspek kehidupan seperti tempat tinggal, jenis makanan yang dikonsumsi,
dan hewan-hewan apa saja yang hidup bersama dengan manusia kala itu.
Makanan tradisional yang menyeramkan
Ulat Goreng |
Sebagai negara tempat berkumpulnya segala macam budaya, di Afrika
Selatan dengan mudah ditemui beragam restoran yang menyajikan makanan dari
seluruh penjuru dunia. Namun jika berbicara makanan tradisional di Afrika Selatan,
akan terasa menyeramkan karena terbuat dari bahan-bahan yang tak lazim. Salah
satunya crocodile sirloin yang terbuat dari daging buaya. Ada juga fried
caterpillars atau ulat goring dan sheep head soup atau sup kepala
kambing. Jenis makanan ini hanya bisa ditemui didaerah-dareha
tertentu dan hanya disajikan jika bertepatan
dengan hari perayaan atau adat setempat.
Panganan yang tak kalah unik dan yang juga
sering dicari-cari oleh wisatawan adalah
Boerewors yang berbahan dasar daging ular.
Makanan ini disajikan dengan bentuk melingkar
persis ular, kadang juga dipotong-potong
menyerupai sosis. Tak heran makanan ini
mempunyai julukan lain yaitu sosis khas Afrika
Selatan. Menyelami Suku Asli Afrika Selatan
Walaupun
telah bercampur dengan berbagai budaya di seluruh dunia, Afrika Selatan tetap
menjunjung tinggi adat istiadat aslinya. Terdapat beberapa suku budaya di
Afrika Selatan. Suku yang mempunyai pengaruh besar adalah Zulu, Xhosa, Pedi,
Basotho, dan Ndebele. Mereka hidup secara terpisah, namun bagi wisatawan yang
ingin mengetahui lebih jauh tentang mereka, bisa mengunjungi Lesedi Cultural
Village. Jika di Indonesia, tempat ini seperti Taman Mini Indonesia Indah
(TMII). Lesedi Cultural Village termasuk di dalam kawasan The Cradle of the
Human Kind yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia. Seorang guide
akan memandu setiap wisatawan yang datang untuk menjelaskan cara hidupsuku-suku asli Afrika Selatan ini. Selain itu, wisatawan juga dapat melihat rumah-rumah tradisional yang berbentuk bulat seperti telur yang terbuat dari jerami.
Di tempat ini turis bisa secara langsung mencoba segala aktivitas
tradisional, seperti menggiring ternak, membuat kerajinan, bermain drum, atau
belajar tarian tradisional. Selayaknya desa wisata, terdapat kamar-kamar yang
bisa digunakan bagi wisatawan untuk bermalam. Semua kamar-kamat itu didekorasi secara
cantik dengan perak-pernik khas Afrika Selatan. Jika lapar, restoran Nyama Choma
siap menghidangkan berbagai menu khas Afrika Selatan, seperti impala, daging burung
unta, serta daging buaya. Lesedi Cultural Village bukan hanya destinasi wisata,
tapi tempat untuk menyelami kehidupan suku-suku asli Afrika Selatan. Masing-masing
suku itu mempunyai cara hidup yang berbeda-beda, namun memiliki satu kesamaan,
menghormati wanita. Zulu, suku paling besar dan berpengaruh sekaligus dikenal
sebagai suku para pejuang perang misalnya tidak memperbolehkan membunuh wanita
dan anak-anak. Mereka mengganggap wanita membawa kehidupan bagi manusia, juga
menjaga dan memelihara anak-anak suku mereka sehingga keturunan mereka tidak
punah dari muka bumi. Untuk mempersunting wanita dari suku Zulu, seorang pria
harus memiliki 11 lembu/domba sebagai mahar. Sementara suku Xhosa harus lebih
banyak lagi, sekitar 26 lembu yang akan digunakan untuk pesta pernikahan, dan
sebagian bulu lembu itu digunakan untuk pakaian untuk sang wanita. Xhosa juga menempatkan
wanita di posisi terhormat, sebagai pemimpin spiritual dan penyembuh penyakit.
Barisan Pantai di Durban
Tak lengkap rasanya ke Afrika Selatan jika tak ke Durban. Sejatinya
Durban adalah sebuah kota yang memilik pantai panjang yang langsung menghadap
lautan Hindia. Lokasi pantai favorit yang dikunjungi di Durban adalah Pantai
Umhlanga, Pantai Amanzimtoti, dan Pantai Ballito. Karakteristik pantaipantai di
Durban adalah air lautnya yang tenang, pasirnya yang putih, dan air lautnya yang
biru jernih. Banyak turis yang datang ke Durban untuk berjemur. Selain pantai
yang menjadi lokasi favorit, Kota Durban juga memiliki klub malam, tempat disko,
kasino, dan segala hiburan malam lainnya. Durban adalah kota metropolitan terbesar
di provinsi KwaZulu-Natal. Mayoritas penduduknya berasal dari India. Objek wisata
terkenal lainnya di Durban adalah Ushaka Marine World yang memiliki satu dari lima
akuarium terbesar di dunia. Di tempat ini wisatawan dapat melihat pertunjukan
lumba-lumba, wahana air, dan akuarium yang dibangun di sebuah kapal tenggelam.
Selain itu terdapat juga restoran dan toko-toko yang menjual aksesoris. Menjelang
Piala Dunia Afrika Selatan 2010 yang lalu, beberapa area di sekitar pantai direnovasi.
Hal ini untuk memudahkan akses untuk menuju Stadion Moses Mabhida yang memiliki
kapasitas 70.000 bangku penonton. Di beberapa lokasi juga ditanami pohon kelapa
untuk mempercantik pantai. Selain klubmalam, di tempat ini banyak terdapat
restoran dengan konsep yang unik. Ada restoran khusus menumenu Eropa yang
menggunakan bekas kapal penumpang yang diberi nama The Phantom Ship. Ada juga restoran
yang lokasinya menjorok ke laut bernama Moyo. Restoran ini baru beroperasi saat
pagelaran Piala Dunia 2010. Menu-menu yang dihidangkan berupa masakan khas Afrika
Selatan.
Terpesona Garden Route
Garden Route yang juga layak untuk didatangi. Wilayah ini berada
sekitar 200 kilometer dari Kota GeorgeBerpredikat
sebagai tempat terindah di Afrika Selatan,
Garde Route kerap menjadi inspirasi bagi para
penulis dan seniman, serta destinasi wisata utama bagi pelancong mancanegara karena pesona alamnya yang indah. Di sana terdapat juga taman nasional Garden Route. Di
tempat ini, warna hijau pepohonan akan
mendominasi. Membentang dari Heidelberg hingga
sungai Storms, Garden Route menyuguhkan pemandangan alam berupa danau, pegunungan, hutan, sungai, hingga pantai. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di Garden Route, seperti memancing, mendayung, berenang, menyelam, hiking, hingga bungee jumping. Serangkaian
gua Cango menjadi salah satu objek wisata yang
wajibuntuk didatangi. Gua ini terbentuk dari batu
gamping yang terletak di luar kota Oudtshoorn yang masih bagian dari Garden
Route. Kota Oudtshoorn sendiri adalah kota penghasil bulu burung unta pada
akhir tahun 1800-an hingga awal 1900-an. Di sana masih terdapat bekas istana
bulu burung unta, dan
dapat ditemui peternakan burung unta. Wisatawan dapat melihat
proses pengolahan daging, bulu serta
kulit burung unta, bahkan bisa menunggangi burung unta.
Belanja di Kysna
Garden Route memang menjadi destinasi wisata andalan di Afrika Selatan.
Banyak tempat yang bisa didatangi. Bagi yang hobi belanja, Knysna adalah tempatnya.
Lokasinya menjadi satu dengan Garden Route yang berada di Provinsi Western Cape.
Banyak yatch yang bersandar, karena lokasinya dekat dengan pelabuhan. Banyak
toko perhiasan bertebaran , seperti adalah Crystal Cave dengan menjual koleksi perhiasan yang dibuat dari
asli Knysna, yaitu mutiara. Toko lainnya adalah Stephen
Colegate Jewellery yang menjual perhiasan dari perak dan emas buatan tangan. Salah satunya perhiasan berbentuk kuda laut yang terbuat dari
perak. Selain toko perhiasan, di Kysna terdapat
juga toko busana, salah satunya The Beach
House yang menjual pakaian tren local dengan kualitas internasional.
Bahannya
terbuat dari rajutan Italia yang berbentuk gaun, rokserta blus. Sementara untuk
sepatu dibuat secara home made dan dikhususkan untuk digunakan di
pantai. Selain tempat untuk berbelanja, Knysna juga tempat untuk memanjakan diri.
Banyak fasilitas mewah yang ditawarkan untuk wisatawan, seperti restoran
terapung yangmenggunakan kapal double decker.
Selama menyantap makanan yang dihidangkan,
kapal akan melaju perlahan di perairan yang jernih. Salah satu aktivitas yang tak boleh dilewatkan di Knysna adalah belayar menggunakan yatch dan menikmati
matahari terbenam di lautan lepas. Banyak
operator yang menyediakan pelayaran dengan yatch
di Knysna, diantaranya Heads Explorer Yacht Cruise dan Outeniqua Yacht Cruise. Kegiatan berlayar dengan yatch cocok bagi mereka yang sedang berbulan madu. Untuk
penginapan, Knysna memiliki banyak akomodasi
yang menawarkan berbagai macam kelebihan.
Knysna Quays memiliki akses yang mudah menuju
pusat belanja dan restoran. Lokasinya berada
di tepi dermaga yang pastinya menawarkan
pemandangan indah dari jendela kamar.
Sementara Protea Hotel disebut-sebut sebagai
salah satu hotel terbaik di Afrika Selatan.
Tamu yang berSungaimalam di hotel bintang empat ini dapat menyantap makan siang atau malam di tepi pantai.
Menguji Adrenalin di Sungai Storms
Bagi yang memiliki jiwa petualang, disarankan mengunjungi sebuah
desa di dekat Sungai Storms yang juga menjadi pintu gerbang menuju Taman
Nasional Tsitsikamma. Tempat ini disebut juga Storms River. Lokasinya masih di
Garden Route dan dekat dengan Knysna. Yang wajib dilakukan di Storms River adalah
bungee jumping dari jembatan Bloukrans River. Bagi yang gemar olahraga ekstrem,
bisa mencoba sepeda gunung sejauh 22 kilometer, berawal dari desa di Storms
River, menembuh Taman Nasional Tsitsikamma. Olahraga ekstrem lainnya yang
tersedia untuk wisatawan di Storms River adalahriver
tubing. Pengunjung dapat mengarungi sungai dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Secara
garis besar, Afrika Selatan adalah negara yang
lengkap karena tempat bercampurnya berbagai
macam budaya, sehingga negara ini lebih terasa
berwarna, tak hanya dari warna kulit, tapi
juga dari sisi budayanya. Objek wisata yang
pun masih banyak belumdisebut. Karena itu untuk sementara, lupakan gemerlapnya Eropa, kemeriahan Amerika, dan kesantunan Asia, dan melangkahlah ke Afrika, tepatnya ke Afrika Selatan tempat semuanya yang ada di dunia bercampur menjadi satu dan berjalan secara selaras.