Bukit Siguntang memiliki sejarah yang kaya dan penting di Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Bukit ini diyakini sebagai situs pertama permukiman Kerajaan Sriwijaya, sebuah kekuatan maritim yang dominan di Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga ke-13.
Menurut legenda, Bukit Siguntang adalah tempat di mana kedua putra raja Melayu, Sang Sapurba dan Sang Nila Utama, berpisah untuk memulai kekuasaan mereka sendiri. Sang Sapurba tetap di Palembang dan mendirikan Kerajaan Sriwijaya, sementara Sang Nila Utama pergi ke Pulau Singapura dan mendirikan Kerajaan Singapura.
Selama periode kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan penting di Asia Tenggara dan menjadi salah satu kekuatan maritim terbesar di dunia pada masanya. Bukit Siguntang menjadi pusat kebudayaan, perdagangan, dan politik selama masa pemerintahan Sriwijaya
Bukit Siguntang
Di Bukit Siguntang, terdapat beberapa peninggalan sejarah seperti prasasti, patung-patung, dan reruntuhan bangunan yang menjadi bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya. Bukit Siguntang menjadi salah satu objek wisata sejarah dan budaya yang penting di Indonesia dan menjadi saksi bisu dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada masa lalu.
Dalam areal Museum sebetulnya ada yang juga menarik tentang Parameswara, Raja Sriwijaya terakhir yang kemudian meninggalkan kerajaan setelah diserang Majapahit. Kemudian raja ini pergi ke Tumasik dan akhirnya menjadi Sultan di Malaka dan berganti nama dengan Iskandar Shah setelah masuk Islam sekitar 1400
Bukit Siguntang tempat Parameswara turun sebelum pergi ke Tumasik. Di Bukit Siguntang ini berdasarkan usia arca Syakyamuni sudah ada upacara waisak pada abad ke 6 jauh sebelum Dapunta Hyang mendirikan Sriwijaya. Menurut buku Jelajah Musi: Eksotika sungai di Ujung Senja (Laporan jurnalistik Kompas, 2010) mengutup Sajarah Malayu adanya Sang Siperba mengawini Wan Empo dan Wan Malini.
Di sana ada beberapa bangunan yang dipercaya sebagai tempat makam keramat yang sebetulnya tidak berisi jasad- dari Segentar Alam, putri kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Bagus Kuning. Yang menarik bagi saya adalah Putri kembang Dadar, seorang perempuan yang punya ilmu kanuraga.Yang menjadi suaminya harus dites dulu pengetahuan dan kesaktiannya. Cerita ini berlatar belakang masa Kerajaan Sriwijaya.