LANJUT


Time is like a sword.

Hampir dipastikan tak ada perjalanan manusia yang benar-benar bertaburan kenyamanan selamanya. Sifat alam semesta yang terus bergerak akan berpengaruh terhadap dinamika kehidupan komunitas yang ada dan terikat di dalamnya, termasuk kita. Seolah tak ada pilihan untuk ‘berhenti’ sejenak dari siklus waktu yang terus berputar. Berhenti berarti ‘mati, namun untuk terus pun akan terseok dan mungkin terhempas jika hanya ikut-ikutan.

Kalaulah memang waktu itu bagaikan pedang, maka lebih baik kita memilih menjadi seorang Samurai. Tak ada jalan lain baginya, kecuali terus berlatih hingga mahir dan ‘menguasainya’. Mungkin kebanyakan kita tak menyadari, saat muncul keengganan berbuat, sebenarnya sama saja membiarkan kehidupan kita dicabik cabik. Sehingga meski dikumpulkan kembali tak akan berbentuk apapun untuk dihargai apalagi dikenang. Pilihan yang terkesan ‘kejam’, tapi memang begitulah alam dicipta. Andai kehidupan mengikuti siklus yang pendek dan apa adanya, mungkin kita hanya butuh matahari dan bulan. Tak usahlah bintang dan galaksi yang jauh ada di sekitar kita, biarlah langit kosong tanpa batas. Sayangnya, angkasa di atas kepala kita penuh sesak dengan segala yang terlihat maupun yang tidak. Semua bergerak dan memperlihatkan maha karya Sang Pencipta.

Jadi, andai kita enggan bergerak atau sekedar ikut-ikutan, maka kehadiran diri ini hanya akan menambah kesesakan bumi. Perjalanan masih sangat panjang, dan ia akan terus demikian, baik ada ataupun tiadanya kita. Betapa banyak raja-raja yang pernah sangat berkuasa di muka bumi tak memiliki pengaruh sedikit pun apalagi merubah siklus alam.

Kehidupan tetap berjalan seperti sediakala meski tanpa keberadaan mereka. Dan mereka pun melanjutkan kehidupan di dunia ‘lain’ yang kita tak tahu entah kapan akan memasukinya. Bolehlah kita frustasi dan kecewa andai siklus hidup ini singkat seperti apa yang selalu terlihat oleh mata dan perhitungan kita. Namun ternyata, lebih banyak keajaiban yang sering kita jumpai, bahkan tak sedikit momen yang di luar dugaan menghampiri. Dan tentunya memberi ‘energi’ baru untuk terus bergerak dan berubah. Tak ada kata kompromi atau excuse bagi kita untuk sejenak ‘istirahat’.

Memang pilihan yang sulit, melanjutkan perjalanan berarti rela untuk bersimbah dengan ketidaknyamanan. Memilih ‘berhenti’, malah menambah resiko bahkan bisa berujung pada kehancuran. Sebenarnya banyak cara untuk bisa mengikuti aliran waktu, bahkan sebagian orang berhasil eksis. Mereka yang sukses lantaran berhasil menyesuaikan dirinya dengan dinamika. Memang Tuhan telah menebar sinyal yang tipikal untuk setiap orang, tergantung kepada kita, apakah selalu memperhatikan atau tak peduli dan melupakannya. Dan kehidupan akan berlanjut terus tanpa perlu meminta izin kepada kita.

Selamat berakhir pekan bersama orang-orang tercinta!

Salam Traveling

RADO